Pages

Linimassa 2, Sebuah Film Dokumenter Yang Mengajari Kita Untuk Obyekti dan Bijak Dalam Menggunakan Tekhnologi



Hallo bloger-bloger indonesia, bagaimana kabarnya ? semoga semuanya baik-baik saja. Amin.... Oke langsung saja, pada pembahasan kali ini saya akan mengulas sebuah film dokumenter yang berjudul linimassa 2. Sahabat-sahabat blogger tau nggak mengenai film dokumenter linimassa2 atau bahkan sudah menontonnya ? Ya, ini adalah sebuah film dokumenter tentang pemanfaatan internet dan sosial media di Indonesia. film ini di co-produseri oleh hellena  @sweethellena dan di sutradai oleh Dandhy dwi laksono @dandhy_laksono. 


Film ini merupakan sebuah film dokumenter karya anak Indonesia yang sangat di apresiasi lho ! mengapa ? karena selain satu-satunya film dokumenter di Indonesia yang fokus pada isu tentang pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan Internet dan media sosial, film ini juga mendapat kehormatan dari Pemerintah Australia Barat, khususnya yang mengurusi standar dan kurikulum sekolah menengah atas (senior secondary) bahwasannya mereka meminta ijin untuk menggunakan film Linimassa sebagai materi penunjang mata pelajaran "Indonesia: Second Languange" di tingkat Senior Secondary (setara SMA). Sehingga dengan demikian mereka akan lebih mengerti mengenai dinamika-dinamika bahasa indonesia plus mempelajari mengenai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Dan yang menariknya lagi adalah film ini telah dilengkapi subtitle Bahasa Inggris serta  telah mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS) dari Lembaga Sensor Film.  Film dokumenter ini telah diunggah ke Youtube, sehingga  dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang. Film Linimassa ini dibuat dengan menggunakan lisensi Creative Commons, jadi siapapun boleh menggunakan, menggandakan dan mendistribusikannya selama untuk keperluan edukasi (non-komersial). jadi kita dapat mengakses seluas-luasnya untuk dapat kita jadikan sebagai bahan pembelajaran juga . 

 Sekarang saatnya  me review film ini, pertama kali  nonton film ini di youtube saya masih bingung dengan maksud film ini katanya mengenai pemnfaatan sosial media, kok malah awal-awalnya berita mengenai perang antar warga yang terjadi di Ambon ? sambil terus menonton saya memperhatikan dengan  serius film ini, ternyata memang film dokumentar ini dimulai dengan cerita  dari Ambon. Saat itu ada sebuah konflik yang terjadi pada tanggal 11 September lalu. penyebabnya dari konflik tersebut dipicu tewasnya seorang tukang ojek yang pada akhirnya menyebabkan kerusuhan tersebut, banyak orang - orang terluka dan puluhan rumah hangus terbakar. Saat kejadian itu banyak pula media - media massa maupu online seperti tv yang meliput konflik ini, mereka selalu mengekspose berita tersebut. Seolah - olah mereka menampilkan suasana - suasana kericuhan yang begitu menegnagkan, entah apa yang menjadikan motivasi mereka sebenarnya  hingga senang sekali jika menayangkan berita-berita yang membuat khalayak umum menjadi khawatir. Apakah karena sebuah rating yang tinggi ? dengan dalih ikut menenangkan mereka justru membuat sebuah berita yang jauh dari kenyataannya sebenarnya. sehingga hal tersebut malah membuat suasana konfilk makin memanas kondisinya. 

Untung saat itu ada orang-orang yang peduli serta aktif menggunakan media-media sosial untuk selalu menyampaikan informasi yang sebenarnya. Almas adalah salah satunya, pemuda asli ambon ini menggunakan akun twitternya untuk meluruskan serta memeberitahukan tentang kondisi yang sebenarnya terjadi saat konflik tersebut sedang berlangsung. selain itu banyak juga komunitas-komunitas yang berkomitmen untuk selalu menciptakan perdamaian di bumi Ambon, mereka  ikut selalu menyebarkan berita-berita yang benar dan selalu berpihak pada perdamaina. pun begitu saat amanda seorang jurnalis radio yang melakukan perjalanan ini ( linimassa 2 ) bertemu dengan Glen Fredli ( penyanyi indonesia yang berasal dari Maluku ) ketika ditanya mengenai konfilk tersebuat, ia pun tidak ercaya dengan berita-berita di tv. Ia lebih percaya langsung kepada sahabat-sahabatnya yang berada di Ambon sana, karena sejatinya rakyat Ambon adalah orang-orang yang cinta terhadap perdamaian.

Pendapat ku : Dengan adanya berita tersebut yang melebih - lebihkan , saya berharap kelak kita bisa disuguhkan oleh berita-berita yang obyektif dan positif.  Agar bisa membangkitkan rasa optmis kita untuk  bisa maju lagi.

Dari Ambon kemudian perjalanan Amanda  di lanjutkan ke Yogyakarta, di kota tersebut Manda mendatangi sebuah kampung yang bernama kampung  cyber. kampung ini di huni oleh 141 orang dan 41 keluarga. Dan hampir 100 % atau tepatnya 90 % orang sudah mengakses internet. Kata Heri Susanto selaku ketua kampung cyber dulu awal mulanya yang mengakses internet di kampung ini sedikit sekali, namun dengan seiring berjalannya waktu terus bertambah jumlahnya. Semua warga pun sangat terbantu oleh adanya internet ini, semisal untuk menambah wawasannya, untuk mebantu pendidikan anak-anak, bahkan bisa pula di jadikan sebagai lahan bisnis. Selain itu disini juga mengajarkan satu poin penting bagi orang tua yakni mereka harus menemani anak-anaknya saat mengakses internet agar anak-anak tidak terpengaruh dampak buruk dari internet. Dengan internet kita bisa memanfaatkannya sebagai partner bisnis kita. misalnya saja Lek Iwon, beliau menggunakan Facebook dan blog sebagai media promosi untuk menjual batik karyanya. Walaupun sebenarnya akan ada banyak saingan yang akan mencontoh hasil karyanya beliau tidak gentar. Alhasil kini batiknya bisa terjual hingga mancanegara dan semakin memperkenalkan batik di kancah Internasional. , dengan demikan batik yang telah diakui oleh UNESCO itu akan terpelihara kelestariannya.

Demi melihat kemajuan-kemajuan technologi di seluruh nusantara lainnya, kemudian perjalanan amanda dilanjutkan ke Tasikmalaya tepatnya di pedalaman desa Mandala mekar. Pada tahun 2007 mereka mendirikan sebuah komunitas radio yang bernama  ruyuk FM. salah satu misi penyiarannya adalah mengajak para penduduknya untuk melakukan penghijauan. bertemu dengan Yana Noviadi selaku ketu desa Mandala Mekar Manda terus asyik berbincang-bincang. Selain itu mereka juga mempunyai website dan menggunakan perangkat lunak berbasis open source, sebuah sistem operasi yang gratis dan aman dari virus.memang untuk kekuatan sinyalnya tidak terlalu kuat. sehingga untuk bisa mendapatkan sinyal harus ada di tengah sawah. hal inilah yang sempat membuat saya semapt tertawa sekaligus kasihan juga. Oleh sebab itulah kita saat ini yang sedang berada di kota-kota besar patut bersyukur karena dapat dengan mudah memperolehnya. Di tengah keterbatasannya itu, mereka  menggunakan internet untuk hal-hal yang positif, trebukti mereka mempunyai sebuah website desa yang bernama Mandala mekar, di website tersebut berisi banyak sekali berita-berita yang sangat penting. Misalnya : tentang laporan-laporan desa, kemudian mengenai kegiatan-kegiatan warga, dll. pokoknya sangat bermanfaat .

Perjalanan dilanjutkan ke Jakarta, Manda mengunjungi srikandi-srikandi Indonesia yang menjadikan sosial media sebagai alat perjuangannya. perjuangan utuk melawan stigma, diskriminasi dan kekurang tahuan masyarakat. kunjungan pertama Manda yakni mengunjungi Ayu Oktariani dari komunitas ODHA berhak sehat, kemudian dilanjutkan mengunjungi ngkie Yudistia dari komunitas disabilitas dan terakhir mengunjungi komunitas Emak-emak Blogger. 

Ayu menjadikan Facebook dan Twitter sebagai sarana sosialisasi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) kepada masyarakat. Mungkin selama ini masih sangat banyak orang yang tidak tahu apa itu HIV/AIDS dan bagaimana cara penularannya dan bahkan masyarakat masih mendiskriminasi ODHA. Dengan adanya komunitas ODHA Berhak Sehat di film ini setidaknya masyarakat yang menonton menjadi tahu bahwa wanita maupun pria dengan HIV/AIDS masih bisa menikah dan mempunyai anak seperti orang biasa lainnya. Selain itu ODHA pun sama dengan orang sehat lainnya, yang membedakan hanyalah virus. Oleh karena itu sudah selayaknya masyarakat tidak khawatir lagi dan mendiskriminasinya.


Kemudian cerita  lainnya datang dari komunitas disabilitas, Manda mewawancarai  Angkie Yudistia yang dikenal sebagai orang yang paling lantang membela kaum disabilitas, walaupun dengan kondisinya yang terbatas dia tidak pernah menyerah sedikit pun.  Dia menyadari bahwa memang diskriminasi akan selalu ada dan sebagai perempuan penyandang disabilitas dia mendapatkan diskriminasi yang berlipat ganda. Lalu Angkie menggunakan sosial media untuk melawan diskriminasi terhadap hak yang seharusnya penyandang disabilitas dapatkan. Kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan tidak kurang suatu apapun seharusnya bersyukur dan malu apalagi jika kita mendiskriminasi sahabat kita penyandang disabilitas. Sahabat disabailitas hanya ingin diperlakukan dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti orang lain. inilah yang seharusnya kita contoh. kita tidak boleh saling mengolok - olok , karena sejatinya di mata tuhan kita sama semua. 

Perjalanan diakhiri dengan mengunjungi sebuah komunita emak - emak bloger . dan yang membuat saya Amazing adalah ternyata salah satu anggota nya ada yang berusia 72 Thn. Namanya adalah Yati Rachmat , walaupun dengan usia yang bisa dikatakan cukup tua beliau tetap produktif dengan memanfaatkan blog pribadinya sebagai tempat bisnis online. Alasan beliau hingga kini tetap ngebolg sangat simple sekali. beliau hanya takut pikun saja, oleh karena itu sampai saat ini masih aktif untuk ngeblog. Sungguh sangat menginspirasi. semoga hal tersebut bisa menular  pada kita-kita semua. amin.

Setelah dari jakarta, Manda melanjutkan perjalanannya kembali menuju ke Lombok, di sana ia bertemu komunitas radio Primadona FM yang diciptakan masyarakat Kampung Bajo dengan segala keterbatasannya. Para pendengar radio itu dapat menyampaikan keluh kesahnya mengenai pelayanan publik maupun keadaan sekitarnya. Selain itu Manda juga  mendatangi sebuah sekolahan paud yang kondisinya sangat memprihatinkan sekali, dengan atap terpal dan dindingnya terbuat dari bambu terlihat sekali bangunan itu sangat rapuh. Namun itu semua tidak menyurutkan hati ibu Sioni untuk tetap mengajar. Dengan berbekal keikhlasan beliau rela tidak dibayar sedkit pun. Sungguh suatu pengorbanan yang sangat mulia sekali.Dan  satu-satunya media yang menjadi tempat berkeluh kesahnya ya hanya Primadona FM. Kemudian Manda bertemu dengan sosok orang tua yang benama pak Kitanep, Beliau adalah seorang penjaga hutan Taman Nasional Rinjani yang juga harus menjaga pasokan air bagi sebuah dusun di sana. Untuk semua kerja kerasnya itu pak Kitanep hanya digaji Rp. 315.000/bln.  Ketika pipa bocor dan warga menderita kekurangan air, Pak Kitanep lah yang  mengadu ke Primadona FM sehingga pemerintah turun tangan memberikan bantuan. Berkat bantuan internet, foto-foto pipa bocor yang di ambil dari kamera handphone yang sangat sederhana kemudian diunggah ke dunia maya oleh komunitas Primadona FM, sehingga bantuan datang  mengalir. Dengan gaji yang apa adanya tersebut pak Kitanep tetap ikhlas untuk selalu menjaganya, beliau sangat bertanggung jawab sekali atas amanah yang telah di berikan kepadanya. Dan disinilah akhir perjalanan Manda dalam berpetualang mengellingi nusantara. Dan dari perjalanan di beberapa nusantara tersebut Manda mengambil kesimpulan bahwa Internet telah berkembang di Indonesia, termasuk daerah pelosok-pelosok, dan malah penduduknya telah sangat mengerti mengenai internet dan menggunakan dengan baik sehingga berdampak positif bagi kemajuan mereka sendiri dan Indonesia sendiri. Sehingga teknologi bukan sebagai bencana lagi namun dapat menjadi berkah jika kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya

Itulah sahabat  sedikit review yang dapat saya bagi pada anda-anda semuanya. Gimana menurut antum-antum semuanya ? Dari perjalanan ini kita dapat mengambil banyak sekali hikmah-hikmah yang bisa  dijadikan sebagai pegangan hidup. Dengan belajar dari orang-orang tersebut kita dapat memahami arti sebuah perjuangan, pengorbana, keikhlasan , dan masih banyak lagi sifat-sifat terpuji dari beliau yang patut kita contoh. Dan khususnya untuk perkembangan tekhnologi, merekapun bisa menggunakan suatu tekhnologi dengan bijak yang akhirnya bisa mengubah kehidupan masyrakat lainnya. Selain itu kita juga sudah tahu bahwasannya data statistik pengguna internet, sosial media, dan telepon selular di Indonesia jumlahnya yang luar biasa banyaknya. sehingga kita harus pandai-pandai menyerap informasi khususnya yang dikeluarkan oleh media mainstream agar kita tidak mudah terprovokasi. INGAT SOBAT HARUS OBYEKTIF :)

Dan menurut saya kawan-kawan semua , film ini sangat bagus sekali untuk di tonton.Ceritanya begitu menarik dan berkualitas sekali dan  disertai beberapa gambaran alam Indonesia yang begitu indah. Film ini bagaikan gambaran linimasa bangsa Indonesia yang menampilkan cerita-cerita luar biasa. Dan menurut saya Film dokumenter ini bisa diputar juga di semua sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA di seluruh wilayah Indonesia agar mereka lebih menghargai orang-orang yang rela mengkorbankan semuanya. serta tertular energi positif dari film ini.

Dan bagi kawan-kawan semua yang belum nonton film ini segera nonton film ini, karena dijamin akan rugi dech kalo tidak nonton film dokumenter ini. Hehehe... untuk Informasi selengkapnya silahkan kunjungi website ini http://linimassa.org 

Mungkin itu saja yang dapat saya share pada kali ini , semoga bsa bermanfaat bagi kita - kita semuanya. Amin....








 







arayy

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

4 komentar:

  1. wah sepertinya bagus ya gan film ini ? thanks atas reviewnya sekarang langsg menuju ke tkp tuk nonton. Hehehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gan, menurut saya film ini banyak memberikan inspirasi-inspirasi. Selamat menonton

      Hapus
  2. langsung nonton dah>>> thanks gan ulasannya

    BalasHapus
  3. siip gan, dijamin kagak bakalan rugi deh setelah nonton film ini. Hehehe

    BalasHapus